Hotline 081316026384
Informasi lebih lanjut?
  • Selamat datang, silahkan pilih destinasi tujuan Anda, Kami dengan senang hati akan memberikan service terbaik.
Home » Info Pendakian » Rute dan Jalur Pendakian Gunung Bawakaraeng 2830 MDPL via Tassoso Sinjai Barat

Gunung Bawakaraeng adalah salah satu gunung legendaris di Sulawesi Selatan yang menjulang dengan ketinggian 2.830 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung ini tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga memiliki nilai historis, spiritual, dan budaya yang sangat kuat di kalangan masyarakat setempat. Banyak pendaki dari berbagai daerah, bahkan luar negeri, yang datang untuk menaklukkan puncaknya.

Selama ini, jalur pendakian yang paling populer adalah jalur Lembanna yang dikenal lebih ramah bagi pemula. Namun, bagi pendaki yang ingin merasakan tantangan berbeda, jalur Tassoso bisa menjadi pilihan menarik. Jalur ini relatif lebih singkat dibandingkan jalur Lembanna, tetapi jangan salah—jalurnya hampir tanpa bonus dan dipenuhi tanjakan dari awal hingga akhir.

Meskipun jalurnya jelas, minimnya string line (penanda jalur) membuat pendaki harus lebih berhati-hati. Satu langkah salah bisa membuat tersesat di rimbunnya hutan Bawakaraeng. Jalur Tassoso akhirnya akan bertemu dengan jalur Lembanna di Pos 9, sehingga meski jalurnya berbeda, pendaki tetap menyatu di jalur umum sebelum menuju puncak.

Artikel ini akan mengajak Anda menyusuri jalur Tassoso secara lengkap, mulai dari Pos Registrasi hingga puncak Bawakaraeng, lengkap dengan informasi koordinat, ketinggian, kondisi jalur, sumber air, hingga spot camp terbaik.

Gambaran Umum Jalur Tassoso

  • Panjang Jalur: ± 6,3 KM
  • Total Waktu Tempuh: ± 11–12 jam perjalanan normal
  • Karakter Jalur: Hampir seluruhnya tanjakan, sangat sedikit bonus
  • Kondisi Jalur: Hutan lebat, sungai kecil, bebatuan, dan jalur tanah licin saat hujan
  • Sumber Air: Tersedia di Pos 1, Pos 2, Pos 3 (sungai terakhir), Pos 8, dan Pos 9
  • Spot Camp Ideal: Pos 8 (Lembang Cina) dan Pos 10

Bisa dibilang, jalur Tassoso cocok untuk pendaki yang sudah punya pengalaman. Bagi pemula, sebaiknya ditemani oleh guide atau pendaki senior.

Rute Pendakian Bawakaraeng via Tassoso (Pos per Pos)

1. Pos Register Tassoso

  • Koordinat: 5°17’11.4″S 119°58’28.9″E
  • Ketinggian: 1.518 mdpl
  • Fasilitas: Buku tamu, penginapan warga, parkir kendaraan, kotak amal registrasi
  • Koneksi: Telepon 3G, radio, GPS

Pendakian dimulai dari Pos Register Tassoso. Di sini, pendaki wajib mengisi buku tamu yang dijaga oleh seorang ibu ramah bernama Puang Sia. Registrasi tidak dipatok harga, hanya berupa sumbangan sukarela ke kotak amal. Menariknya, ada rumah warga yang disulap menjadi penginapan dengan biaya sangat terjangkau, sekitar Rp15.000–Rp20.000 per malam per orang.

Bagi yang membawa kendaraan, tersedia lahan parkir dengan biaya Rp5.000 per hari. Suasananya masih berupa perkampungan penduduk yang hangat, membuat pendaki bisa berbaur sebelum benar-benar masuk ke hutan.

2. Pos 1 – Sumpang Romang

  • Koordinat: 5°17’18.5″S 119°58’20.1″E
  • Ketinggian: 1.607 mdpl
  • Sumber Air: 10 meter di depan pos
  • Durasi dari Register: ±40 menit

Selepas meninggalkan pemukiman, jalur langsung masuk ke perkebunan warga. Di sini jalurnya agak membingungkan karena banyak cabang. Setelah itu barulah bertemu jalan setapak menuju Pos 1, yang juga dikenal sebagai pintu rimba.

Dari pos ini, perjalanan akan memasuki kawasan hutan lebat. Sumber air tersedia dalam jumlah cukup, namun tidak ada lahan untuk mendirikan tenda.

3. Pos 2 – Balang Ritangnga

  • Koordinat: 5°17’21.4″S 119°58’14.2″E
  • Ketinggian: 1.608 mdpl
  • Campsite: 2–3 tenda (darurat)
  • Sumber Air: Sungai besar
  • Durasi dari Pos 1: ±16 menit

Pos ini berupa bendungan kecil untuk irigasi penduduk. Dari sinilah pendaki akan melintasi sungai besar terakhir sebelum ke Pos 8. Jadi sangat disarankan untuk mengisi penuh persediaan air. Meski ada lahan kecil untuk tenda, pos ini jarang dijadikan tempat bermalam kecuali dalam keadaan darurat.

4. Pos 3 – Tanete Pusayya

  • Koordinat: 5°17’27.8″S 119°58’03.3″E
  • Ketinggian: 1.676 mdpl
  • Sumber Air: Sungai terakhir (50 meter)

Pos 3 biasanya menjadi tempat makan siang. Setelah sungai terakhir ini, pendaki tidak akan menemukan sumber air hingga Pos 8. Jalur setelah pos ini mulai terasa berat: tanjakan panjang, nyaris tanpa bonus.

5. Pos 4 – Borong Batua

  • Koordinat: 5°17’29.1″S 119°57’50.8″E
  • Ketinggian: 1.743 mdpl

Jalur menuju Pos 4 benar-benar menguras tenaga. Hampir seluruh jalurnya berupa tanjakan yang tidak memberi ampun. String line pun sangat minim sehingga pendaki harus benar-benar jeli melihat jalur yang asli.

6. Pos 5 – Pannangroang Ganjeng

  • Koordinat: 5°17’33.8″S 119°57’39.9″E
  • Ketinggian: 1.848 mdpl
  • Campsite: 2–3 tenda
  • Keunikan: Batu besar keramat (pammolikang ganjengnya Puccu)

Pos ini terkenal karena adanya batu besar keramat yang dianggap sebagai pintu masuk menuju kawasan suci Bawakaraeng. Masyarakat lokal sering menaruh sesajen di sini sebagai bentuk penghormatan. Meski ada area datar untuk camp, biasanya pendaki hanya istirahat sebentar sebelum lanjut.

7. Pos 6 – Sombayya

  • Koordinat: 5°17’45.9″S 119°57’22.1″E
  • Ketinggian: 1.988 mdpl

Selepas Pos 5, jalur semakin terjal. Banyak pohon tumbang yang menutupi jalur, sehingga pendaki harus sering memanjat atau merunduk. Bonus hampir tidak ada, dan jalur benar-benar menguji mental.

8. Pos 7 – Pabambangang Alloa

  • Koordinat: 5°18’03.2″S 119°57’11.0″E
  • Ketinggian: 2.175 mdpl
  • Campsite: 2–3 tenda

Pos ini berada di punggungan agak rata. Meski bisa dipakai untuk camp darurat, tidak tersedia sumber air. Jalurnya semakin menanjak dengan bebatuan yang membuat perjalanan makin berat.

9. Pos 8 – Lembang Cina

  • Koordinat: 5°18’28.4″S 119°56’59.6″E
  • Ketinggian: 2.421 mdpl
  • Campsite: 10–20 tenda
  • Sumber Air: Sungai kecil (30 meter selatan)

Inilah pos favorit pendaki jalur Tassoso. Dengan area datar yang luas dan sumber air yang dekat, Pos 8 menjadi basecamp ideal sebelum summit. Biasanya pendaki menginap di sini sebelum melanjutkan perjalanan esok harinya.

10. Pos 9 – Pertemuan Jalur Lembanna

  • Koordinat: 5°18’42.7″S 119°56’46.2″E
  • Ketinggian: 3.004 mdpl

Di sinilah jalur Tassoso bertemu dengan jalur Lembanna. Lokasinya tersembunyi di balik semak, jadi pendaki harus jeli melihat tanda. Ada sumber air kecil di dekat pos ini, cocok untuk isi ulang sebelum menuju Pos 10.

11. Pos 10 – Basecamp Puncak

  • Koordinat: 5°18’52.7″S 119°56’40.6″E
  • Ketinggian: 2.770 mdpl
  • Campsite: 20–30 tenda
  • Sumber Air: Kolam kecil dan sumber di Pos 11

Pos ini menjadi tempat ideal untuk bermalam sebelum summit. Dari sini, jarak ke puncak hanya sekitar 20 menit. Jalurnya cukup menantang karena terbuka, berbatu, dan berada di pinggir jurang. Namun di sisi lain, pemandangan di jalur ini sangat indah dengan hamparan bunga edelweis yang mekar.

12. Puncak Bawakaraeng (2.830 mdpl)

  • Koordinat: 5°19’01.0″S 119°56’39.7″E

Akhirnya, pendaki akan sampai di puncak dengan penanda tugu triangulasi. Dari sini, hamparan awan dan pemandangan Sulawesi Selatan terbentang luas. Rasa lelah akan langsung hilang tergantikan dengan kepuasan dan kebanggaan.

Tips Mendaki via Tassoso

  1. Isi Air di Pos 2 dan Pos 3 – setelah itu baru ada lagi sumber air di Pos 8.
  2. Bawa Peralatan Lengkap – terutama jas hujan, trekking pole, dan headlamp.
  3. Gunakan Jasa Porter atau Guide Lokal – string line minim, rawan tersesat.
  4. Siapkan Fisik dan Mental – jalur full tanjakan tanpa bonus.
  5. Camp di Pos 8 atau Pos 10 – paling ideal karena sumber air dan lahan luas.
  6. Hargai Tradisi Lokal – terutama saat melewati batu keramat di Pos 5.

Pendakian Gunung Bawakaraeng via Tassoso memang bukan untuk semua orang. Jalur ini menuntut tenaga ekstra, konsentrasi tinggi, dan mental baja. Namun, bagi mereka yang berani mencoba, jalur ini menawarkan pengalaman luar biasa: hutan lebat yang masih alami, trek penuh tantangan, serta momen spiritual saat melewati titik-titik keramat.

Dengan total waktu perjalanan sekitar 11–12 jam dari Pos Register hingga puncak, jalur Tassoso membuktikan bahwa “lebih singkat” tidak selalu berarti “lebih mudah”. Justru di sinilah pendaki bisa menguji batas diri sekaligus mendapatkan pengalaman mendaki yang tak terlupakan.

Mungkin Anda tertarik membaca artikel berikut ini.

Kisah Horor Gunung Sindoro, Nyaris Tak Masuk Akal

3 October 2025 6x Kisah Pendakian

Gunung Sindoro, yang menjulang megah di Jawa Tengah dengan ketinggian sekitar 3.150 meter di atas permukaan laut (mdpl), merupakan salah satu gunung berapi aktif yang menjadi daya tarik utama bagi para pencinta alam dan pendaki gunung. Terletak berdampingan dengan Gunung Sumbing, keduanya kerap disebut sebagai “gunung kembar” karena lokasinya yang berseb... selengkapnya

How to Witness the Rambu Solo Funeral Ceremony in Toraja

5 October 2025 9x Toraja

Toraja, a highland region located in the heart of South Sulawesi, Indonesia, is widely known for its breathtaking landscapes, traditional architecture, and unique cultural practices. Among the many traditions that define the Torajan people, the Rambu Solo funeral ceremony stands as the most elaborate, emotional, and spiritually significant. Far beyond an ord... selengkapnya

Gear Pendakian yang Wajib Ada Jika Camp: Panduan Lengkap untuk Pendaki Pemula dan Berpengalaman

26 September 2025 32x Gear Pendakian

Mendaki gunung bukan hanya sekadar perjalanan menuju puncak. Banyak pendaki justru menjadikan aktivitas camping sebagai tujuan utama, karena pengalaman bermalam di alam terbuka memberikan sensasi yang sulit digantikan. Suasana sejuk pegunungan, pemandangan bintang yang terang, serta kebersamaan dengan teman satu tim membuat momen camping menjadi pengalaman b... selengkapnya

Kontak Kami

Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.